Rabu, 11 Desember 2013

Antara Si Aku dan Si Dia

Dia : Aku masih takut jatuh cinta sama kamu.
Aku : Lho, kok takut, emang kenapa?
Dia  : Bukan cuma takut, tapi takut banget. Dan sampai kapan pun akan selalu takut banget.
Aku : Lho, kok gitu?
Dia  : Kamu tau ngga, kenapa aku takut banget?
Aku : Emang kenapa?
Dia  : Sampai kapan pun aku akan selalu takut "jatuh cinta" padamu. Karena yang aku persiapkan sekarang adalah untuk "bangun cinta" bersamamu. Kalau "jatuh" itu menuju kesakitan dan keterpurukan, sedangkan "bangun" itu menuju perubahan dan pergerakan. Untuk melangkah bersamamu menuju kebaikan sejati.
Aku : *speechless* *melted*

11-12-13
~fufufu

Pernah suatu masa di mana kita duduk bersama namun tak saling bersapa, bukan karena angkuh yang merajai hati, namun memang kala itu perkenalan belumlah ada. Kau dan aku masihlah dua asing dalam masing-masing lingkaran yang belum menemukan irisannya.

Mungkin bukan sekali dua kali saja, bahkan puluhan hingga ratusan kali sesungguhnya takdir selalu menyinggung kita, pada lingkaran yang sama. Mungkin saja kau juga berada di cafe yang sama ketika aku sedang menyeruput secangkir coklat hangat, dengan notebook menyala di meja. 

Atau mungkin, kau juga ada di sana, dalam imajinasi dan mimpi yang aku ukir melalui penaku. Mungkin kau yang hantarkan ide pada tulisanku, melalui doa yang tak pernah putus kau hantar padaku.

Ya, aku yakin setidaknya kita sering tak sengaja berdekatan jarak meski beberapa jengkal saja. Kau tahu kenapa? Karena yakinku bila kita tertakdir bersama, hati kita selalu bersahutan untuk saling memanggil satu sama lainnya.

Ah, mungkin kala itu malaikat pun sedang tersenyum, mengamini bahwa dua insan yang akan saling melengkapi ini.

Ya, AKU BAHAGIA


Selasa, 10 Desember 2013

"Aku hanya bisa mengeja kerinduan dengan barisan aksara yang kuantar padamu. Dalam sewujud surat tanpa nama yang tak pernah jemu aku rangkai. Meski aku tak pernah tahu siapa dirimu, dimana keberadaaanmu, dan kapan kehadiranmu. Meski aku hanya bisa menyunggingkan senyum akan keteduhan pandanganmu, hingga lekuk garis wajahmu. Dan meski akhirnya aku merabamu dalam puisi, kembali"
~Fu

Selasa, 03 Desember 2013

Tak pernah aku bermimpi akan bertemu mu, dengan cara seperti ini.
Bagiku dirimu bukanlah sosok yang ku harapkan untuk datang.
Menghampiriku dan menawari sejuta harapan, mengajakku untuk tidak bosan tertawa, dan setia menjadi sandaran sedu sedan tangisku.

Tetapi, diujung sana sosok yang sempurna menungguku dengan sabar.
Menantiku, merengkuhnya dengan beribu rasa rindu.
Memohonku dengan tulus untuk membuka pintu dan mengharapkan sapaan "sayang" terucap dari mulutku.

Hatiku tak kuasa memilih. 
Haruskah aku melupakanmu?
Sekalipun kau yang menghapus airmata dari kedua pipiku, 
dan sekalipun kau yang mapu mewarnai hidupku.

Walau sejujurnya aku tidak ingin melepaskan sosok KAU ataupun DIA.
EGOIS MEMANG.
Meskipun kenyataan berkata bahwa 
"untuk meraih sunset yang sempurna KITA HARUS MEMILIH DAN MEMUTUSKAN"

Sabtu, 23 November 2013


  • When You Love Someone
  •  
  • I love you but it’s not so easy to make you here with me
    I wanna touch and hold you forever
    But you’re still in my dream

    And I can’t stand to wait ‘till nite is coming to my life
    But I still have a time to break a silence

    When you love someone
    just be brave to say that you want him to be with you
    when you hold your love
    don’t ever let it go
    or you will loose your chance
    to make your dreams come true…

    I used to hide and watch you from a distance and i knew you realized
    I was looking for a time to get closer at least to say… “hello”
    And I can’t stand to wait your love is coming to my life

    And I never thought that I’m so strong
    I stuck on you and wait so long
    but when love comes it can’t be wrong
    Don’t ever give up just try and try to get what you want
    Cause love will find the way...

    When you love someone
    just be brave to say that you want him to be with you
    when you hold your love
    don’t ever let it go
    or you will loose your chance
    to make your dreams come true...

Senin, 18 November 2013

Pengakuannya membuatku merona. 
Dalam sesaat terpaku memandangnya.
Seolah dia hanya imanjinasi belaka.
Bahwa semua ini hanya mimpi disuatu malam.

Seolah tak mengerti kejujuran demi kejujuran meluncur keluar dari bibirnya.
Tentang pujian tulusnya akan maknaku di hidupnya.
Tentang harapan akan diriku yang hadir di hidupnya.

Aku belum cukup mengenalnya.
Aku tak pernah memikirkannya.
Jadi, bagaimana caraku mengatakan yang sebenarnya.
Bahwa perasaanku dan perasaannya tidak berada di garis yang sama?

Selasa, 12 November 2013

Kupersembahkan matahari, disaat hidupku terasa gelap.
Kau melukis senyuman, disaat aku hampir menangis.

Apakah kau yang kucari?
Apakah aku yang kau inginkan?

Aku ingin membahagiakanmu,
Seperti kau selalu membahagiakanku.
Aku ingin mencintaimu, 
Sebesar perasaanmu padaku.

Apakah kau mau?
Atau haruskah aku menunggu dulu?


Rabu, 06 November 2013

Bisakah kau berhenti bersedih?
Lalu, lihat aku yang selalu bersamamu.
Bisakah berhenti memunggungi masa depan?
Percayalah, semua akan baik-baik saja.
Selama kau bersamaku.
Kau butuh kepercayaan untuk membunuh  semua keraguan.
Dan akuu.. 
Membutuhkan kesempatan untuk mengajakmu bahagia dihari selanjutnya.
Kurasa, ini waktu yang tepat untuk berpindah hati.

Sabtu, 05 Oktober 2013

Betapa indahnya dunia ini bila kau tersenyum, wahai sang adam..
Senyum itu sungguh sesuatu bagiku.
Senyum mu padaku membuat aku tak ingin lepas melihatmu. 
Senyum mu padaku membuat aku semakin yakin bila kau tercipta untukku.
Senyum mu padaku membuat aku menulis tentangmu di catatan harianku.
Senyum mu padaku membuat aku terdiam seketika bila kau tersenyum.
Oh sungguh indahnya itu.
Namun,  senyum mu pula yang membuatku takut!
Ya aku TAKUT!
Takut jika ini hanya ilusi belaka!
Takut jika ini sebuah malapetaka! 
Dan aku takut senyum mu yang hanya sebatas sebuah harapan palsu untukku.






by : FAP

Senin, 18 Maret 2013

Kini aku sadar, kau bukan untukku.

“Maaf kita udahan sampe disini saja yah! Aku jenuh.”
Sebuah palu godam menghantam dadaku dan siap
menghancurkan isiya saat aku mendengar kata itu terucap jelas
darimu, orang yang sangat kucintai.

Saat aku percaya kau tercipta hanya untukku, saat aku yakin
kaulah pemilik perahu yang akan membawaku berlayar mengarungi
samudra hidup, saat itu pula kau mengahancurkannya.

Boleh saja kau mengingkari semua yang pernah terjadi. Namun,
ingatlah langit biru dan awan putih itu tak akan pernah lupa
menjadi saksi berseminya cinta kita.


Jumat, 15 Maret 2013


Apakah karena sudah tidak cinta lagi maka harus berpisah?
Atau karena harus berpisah maka tidak cinta lagi?

Apakah karena lupa maka kenangan akan lenyap?
Atau karena kenangan sudah lenyap maka akan lupa?

Apakah karena teringat akan dirinya maka hati ini perih?
Atau kerena hati ini perih maka teringat akan dirinya?

Ketika aku sedang mendengarkan curhat seorang sahabat yang tidak bisa tidur karena sedang mempunyai masalah percintaan. Aku teringat pada pengalaman cintaku sendiri. Aku yang kuat seperti inipun, dulu pernah mengalami hal yang sama sepertinya. Rasa sakit yang diakibatkan oleh cinta dan perpisahan. Seiring dengan berjalannya waktu. Luka yang berdarah, perlahan-lahan mengering dengan sendirinya. Walau kadang, karna secara tidak sengaja luka itu tersenggol dan terasa sakit bahkan berdarah lagi. Hanya waktu yang akan menyembuhkan luka itu.



Ya... aku memang bodoh...
mencintai orang yang gak pernah mencintaiku...
dan tetap menunggunya dengan setia walau aku tau ia tak pernah datang...
Mungkin sudah saatnya aku melepaskan dia...
Tapi aku tak bisa semudah itu melepaskannya...
Jika dia merasakan sakit yang sama denganku...
Jika dia merasakan luka yang sama denganku...
Jika dia merasakan kesepian yang sama denganku...
Mungkin semuanya akan lebih mudah bagiku...
Kata-kata BERKORBAN BAGI ORANG YANG DICINTAI AGAR DIA BAHAGIA...
semua itu omong kosong...
Mereka berkata begitu karna mereka tidak mengerti betapa sakitnya...
atau akukah yang salah? akukah yang tidak bisa berkorban?
Jika orang itu merasakan sakit yang sama denganku, itu baru adil...
Sebagaimana aku merasakan sakit...
Sebagaimana aku merasakan luka...
Sebagaimana aku merasakan kesepian itu...


by : FAP


Ketika wanita menangis, itu bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata terampuhnya, melainkan justru berarti dia sedang mengeluarkan senjata terakhirnya.


Ketika wanita menangis, itu bukan berarti dia tidak berusaha menahannya, melainkan karna pertahanannya sudah tak mampu membendung air matanya.


Ketika wanita itu menangis, itu bukan berarti dia ingin terlihat lemah, melainkan karna dia sudah tidak sanggup berpura-pura kuat.



Terlambatku menyusuri jalan ini,
tersesat disaat kau menjauh.
Aku tak mudah menjelaskannya lewat bahasa ini.
Hanya aku yang tau,
dan hanya aku yang paham sulitnya menjadi aku.
Masih sulit diterima bila harus bersembunyi dalam mencintai.
Tapi aku tetap bertahan,
sampai aku ingin tak ada yang terluka.
Walau aku tau,
bahwa pada akhirnya kita hanya menjadi teman.

by : FAP

Ingin sekali menulis puisi dilembaran awan,
angin meniupnya kepinggir senja,
mengubahnya menjadi hujan.
Kubayangkan engkau disana duduk menanti,
sebait pelangi yang ku untai,
ingin sekali menulis puisi diatas gelombang laut,
arus menghanyutkan ke celah teluk,
mengubahnya menjadi ombak bertaut.
Kubayangkan kau disana,
duduk menanti riak rindu yang ku rangkai.
Ingin sekali menulis puisi didalam keheningan malam,
melarutkan dalam tidurmu,
mengubahnya jadi impian.
Kubayangkan kamu disana,
rebah dalam dekapan,
menyimak kalimat cinta yang kubisikkan.


by : FAP