Mungkin awalnya aku
terlalu angkuh untuk membuka hati. Menganggap semuanya sama, membawa penderitaan
saja. Namun, kali ini aku bertemu dengan seseorang yang benar-benar mampu
meruntuhkan semua benteng yang aku bangun. Aku takluk pada tatapannya, pada
sikapnya, pada wajahnya. Aku terlalu sombong menganggap bahwa cinta tak akan
pernah mampu hadir lagi.
Wajah penuh senyum itu,
serta tatap mata sayu bercahaya, telah mengisi satu ruang hatiku yang aku
sendiri masih terlalu takut memasukinya. Ruang yang penuh harapan dan do’a,
ruang di mana hujan menjadi rindu, di mana tangis menjadi lantunan lagu romantis.
Aneh memang rasanya.
Sudah banyak kisah
kujalani, sudah banyak genangan airmata dan juga doa selama ini hadir dalam
malam malam dinginku. Terkadang aku berpikir bahwa hidup sendiri bukan sebuah
masalah, atau setidaknya aku tetap akan hidup meski tanpa cinta.
Sekian cinta yang
pernah hadir membuatku sedikit meragukan tentang jodoh. Bukan aku tak percaya,
namun seakan semua hanya permainan saja. Siapa yang sesungguhnya terlahir
untukku? Kamu? Atau dia yang entah kapan datangnya.
Aku letih mencari, aku
takut untuk kembali patah hati. Semoga kali ini memang benar kau yang Tuhan
ciptakan untukku, sebagai jodohku yang abadi hinggaa akhir nanti.
Hidup itu tidaklah
sederhana, demikian juga dengan cinta. Selalu ada saja sandungan yang siap
menghentikan setiap langkah, tidak peduli sudah seberapa jauh kita berjalan. Namun,
hidup akan menjadi sempurna, ketika ada seseorang yang selalu menyediakan
pundaknya untuk bersandar disaat kita lelah. Jarinya selalu sedia menghapus air
mata yang berkaca-kaca. Seperti kamu yang selalu menggandeng tanganku untuk
meyakinkanku bahwa aku tidak sendirian, selalu ada dirimu di sisiku.
Karenamu, hidupku
menjadi indah. Karenamu rindu inipun tercipta.
Aku padamu, kamu padaku
untuk satu cinta.
~FAP~RR~